Metode keteladanan adalah metode yang dilakukan dengan menghadirkan figur ideal yang dapat menjadi cermin bagi anak. Figur ideal tersebut dapat ditiru sikap dan perilakunya. Teladan merupakan role model yang memberikan contoh dalam hal sikap, perilaku dan pembentukan kepribadian seseorang (Suparlan, 2006: 34). Figur ideal bisa jadi adalah orang tua, guru, dan anggota masyarakat. Akan tetapi, sosok tokoh dalam sebuah karya sastra dapat pula menjadi figur yang ideal bagi anak. Misal salah satunya adalah tokoh dalam cerita Animasi Upin dan Ipin. Cerita dalam film Upin dan Ipin dapat dikategorikan sebagai sastra anak karena sasaran film animasi Upin dan Ipin adalah anak-anak. Nurgiyantoro (2013: 6) mengatakan bahwa dalam sastra anak, penceritaan adalah anak-anak. Seluruh isi serta muatan yang disajikan dalam sastra anak dibatasi oleh pengetahuan dan pengalaman anak-anak. Pengetahuan anak disesuaikan dengan kemampuan kognitifnya, baik yang diberikan di sekolah atau yang mereka dapatkan di lingkungannya. Pengalaman anak disesuaikan dengan pola anak bersosialisasi. Pengetahuan dan pengalaman inilah yang nantinya berjalan berdampingan dengan perkembangan emosi dan kejiwaannya. Huck, dkk. (1987: 5) menegaskan bahwa salah satu karakteristik sastra anak adalah muatannya yang terbatas pada jangkauan emosional serta psikologi anak. Ada tokoh anak-anak dalam animasi Upin-Ipin manjadikan figur ideal yang bisa diteladani oleh anak karena dekat dengan dunia mereka.
Nurgiyantoro, B. 2013. Sastra Anak: Pengantar Pemahaman Dunia Anak. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Suparlan. 2006. Guru sebagai Profesi. Yogyakarta: Hikayat.
DAFTAR PUSTAKA
Huck, Charlotte S, Susan Helper, dan Janet Hickman. 1987. Children's Literature in The Elementary School. New York: Holt, Rinehart and Winston.Nurgiyantoro, B. 2013. Sastra Anak: Pengantar Pemahaman Dunia Anak. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Suparlan. 2006. Guru sebagai Profesi. Yogyakarta: Hikayat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar